-->

Pengaruh Kelembaban Terhadap Alergi

Pengaruh Kelembaban Terhadap Alergi - Kelembaban mengacu pada jumlah uap air yang ada di udara dan memainkan peran, yaitu baik dalam pengembangan maupun pengobatan alergi. Misalnya seperti alergi rhinitis, yang sering bermanifestasi sebagai hidung tersumbat, iritasi, dan radang halus, jaringan lembab mukosa hidung.

Pengaruh Kelembaban Terhadap Alergi

Beberapa gejala seperti mulut kering, mungkin merupakan hasil dari pengobatan dengan berbagai obat-obatan untuk mengontrol gejala alergi. Bernapas dengan kelembapan udara yang lebih tinggi merupakan salah satu cara untuk meringankan gejala alergi dan efek samping terapi obat yang mengganggu.

Pengaruh Kelembaban Terhadap Alergi

Di sisi lain, salah satu pelaku alergi yang sangat umum yaitu disebabkan oleh tungau debu rumah. Tungau debu hanya berkembang pada tingkat kelembaban yang melebihi minimum tertentu. Untuk itu perlu meningkatkan kelembaban yang ideal dalam lingkungan rumah. Hal ini karena penting bagi orang yang menderita alergi perenial dan asma yang dipicu alergi.

Tingkat kelembaban yang lebih rendah membantu memastikan tungau debu dan jamur tidak berkembang dan mengurangi polusi udara dalam ruangan, namun kelembaban yang lebih tinggi jauh lebih nyaman untuk jaringan tenggorokan dan hidung. Triknya adalah dengan menjaga udara dalam ruangan agar tidak terlalu lembab dan tidak terlalu kering.

Memahami kelembaban

Kelembaban (biasa disebut kelembaban relatif) adalah jumlah uap air yang ada di udara. Meskipun secara teoritis dapat berkisar dari nol sampai lebih dari 100%, namun kelembaban relatif di dalam ruangan biasanya berkisar dari 20% hingga 70%.

Kenyamanan pribadi tergantung pada kelembapan, karena udara dari suhu tertentu terasa lebih hangat dengan kelembaban tinggi. Sebaliknya, udara pada suhu yang sama terasa dingin jika kelembaban rendah. 

Tungau debu rumah, makhluk tak terlihat di sekitar kita yang “mendaur ulang” sel-sel kulit mati, hidup dimanapun manusia hidup. Secara teknis, itu merupakan enzim dalam limbah mereka yang menjadi udara dan akhirnya terhirup oleh kita dan menyebabkan alergi.

Arthropods ini berkembang di suhu yang lebih tinggi dan kelembaban tinggi di kisaran 70 sampai 80%. Meskipun hampir tidak mungkin untuk menghilangkan tungau debu rumah dan kotoran alergi mereka, namun kita dapat mengendalikan jumlah mereka dengan mengendalikan tingkat kelembapannya. Tungau tidak dapat berkembang pada tingkat kelembaban di bawah 50%.

Humidifier modern umumnya dilengkapi dengan hygrometer atau alat pengukur kelembaban. Hanya dengan mengatur antara 40% - 48% kelembaban maka kelembaban ruangan akan terjaga dengan baik.

Tipe - tipe kelembaban

Dengan asumsi bahwa Anda tidak dapat memantau seluruh kelembaban rumah, pilihan terbaik adalah penggunaan humidifier. Peralatan rumah tangga ini biasanya portabel dan mampu melembabkan udara di satu sampai beberapa kamar. Mesin ini memiliki tangki air yang harus diisi ulang secara teratur.

Jenis yang paling umum adalah evaporative humidifiers atau “cool mist” humidifier. Jenis ini memakai alat reservoir, sumbu, dan filter untuk menyebarkan uap air suhu kamar ke udara. Sama seperti jenis lainnya, alat ini juga dilengkapi dengan pengukur kelembaban udara juga. Pembersihan filter harus dilakukan secara sering untuk menjaga agar alat dapat bekerja secara optimal.

Jenis lain dari alat kelembaban rumah termasuk alat penguap (yang menghasilkan uap), humidifier impeller, dan humidifier ultrasonik. Karena alat-alat ini tidak menggunakan filter, model impeller dan ultrasonik dapat menyimpan mineral seperti debu halus pada furnitur yang berdekatan, sehingga bukanlah pilihan terbaik Anda. Vaporizer lebih efektif, menggunakan jauh lebih banyak energi daripada evaporative humidifiers yang sederhana.

0 Response to "Pengaruh Kelembaban Terhadap Alergi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel